Pages

 

Rabu, 30 Mei 2012

Merindukan Shubuh

Posted by:  May 22, 2012 Mutiara Hikmah

Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca buku “Keajaiban Shalat Subuh” atau buku “SUBUH on FIRE” yang ditulis Nana W. el-Fariez. Sesuai dengan judul redaksinya, lewat kedua buku itulah pertama kali saya menjadi tahu tentang keutamaan shalat subuh. Bukan sekedar persoalan kewajiban menjalankan dua harakat. Namun lebih dari itu. Banyak keistimewaan-keistimewaan diwaktu subuh.
“Barang siapa yang menunaikan shalat subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janjinya. Barangsiapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat subuh, Allah akan menuntutnya sehingga ia akan dibenamkan mukanya ke dalam neraka” (H.R. Muslim, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Sebuah jaminan dari Allah bagi para pelaku shalat subuh.
Salah satu yang luar biasa lagi, diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda: ‘Tidak akan masuk neraka orang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.’” (H.R. Muslim). Terbebas dari api neraka. Keutamaan lainnya ialah memperoleh keberkahan, pahala dunia dan seisinya, dikabulkannya do’a dan yang paling penting shalat inilah pembeda antara orang-orang yang MUNAFIQ.
Lepas dari keutamaan-keutamaan itu. Sulit, itulah kata yang mewakili bagaimana saya dan mungkin sebagian orang yang lain melaksanakan shalat subuh. Jelas saja, waktu shubuh adalah waktu yang paling “enak” berada dipembaringan. Bisa jadi pun sebenarnya tidak merasakan “enak” tersebut. Tau-tau sudah terbangun setelah matahari telah menampakkan semua wajahnya. Bablas.
Terang saja, berbagai cara sudah dilakukan. Untuk mengantisipasi, sebelum tidur terlebih dahulu memasang alarm. Namun tetap saja terbangun setelah beberapa jam lewat “waktu alarm”. Sesekali terbangun karena alarm tersebut, tapi bukan kemudian bergegas untuk shalat melainkan mematikan alarm. Tidur jangan ditempat nyaman (kasur), akhirnya tidur di lantai beralaskan karpet saja. Tetap saja “nyenyak”, subuh lewat plus badan pegal.
Kegelisahan. Menyesal. Kadang marah. Perasaan yang muncul saat bangun tidur belakangan ini. Subuh terlewatkan begitu saja. Prasangka terhadap diri sendiri semakin kuat. Pasti ada yang salah. Sesekali merenung. Ketika kondisi ini terjadi yang teringat adalah kata-kata yang ada dibuku itu. Dikatakan bahwa kesulitan shalat subuh berjamaah bisa disebabkan oleh beberapa hal.  Adanya makanan atau zat yang haram masuk  ke dalam tubuh atau banyak melakukan maksiat. sebenarnya ada faktor-faktor lain lagi namun setidaknya dua faktor tersebut yang cukup menamparku.
Makanan haram? Ya Allah… apa benar ada zat ini didalam tubuhku? Sehingga darah, daging dalam tubuh ini seakan mati. tidak bisa merasakan apa-apa.
Banyak maksiat? tidak bisa menjaga hati, tidak bisa menahan pandangan, tak mampu mengendalikan bibir berbicara. Menutup mata, menarik nafas panjang. Astagfirullah… inilah mungkin penyebab utamanya. Terbangun untuk subuh tidak, merasakan nyamannya tidur pun tidak. Kotornya hati oleh dosa maksiat lagi-lagi tak mampu menggerakkan tubuh ini untuk sekedar terbangun. Alarm sekeras apapun tetap saja tidak berguna.
Benar. Benar bahwa subuh itu adalah hadiah. Semua orang bisa shalat subuh, tapi tidak semua orang bisa tepat waktu, tidak semua diberikan “kekuasaan” untuk berjamaah dimesjid. Hadiah dari Allah untuk orang-orang terpilih.
Merindukan subuh. Sangat merindukan subuh. Malu rasanya dengan tetangga, seorang bapak tua yang subuh berjamaah beliau sepertinya tidak pernah absen. Malu kalau membayangkan saat dia berangkat subuh dan lewat didepan rumah “anak muda” ini, apa yang akan beliau katakan?
Dan lebih malu lagi rasanya, “anak muda” ini dikampus mungkin dikenal sebagai seorang aktivis dakwah, aktif di Lembaga Dakwah Kampus dll. Tidak salah, label MUNAFIQ mungkin pantas tersemat. Naudzbillah…
Astagfirullah. Tak pantas  memperoleh jaminan bebas dari neraka, tak ada keberkahan, terlewatkan waktu terkabulnya do’a dan dekat dengan kemunafiqan..! Suara-suara itu menyelimuti jiwa. Serasa semakin menyempitkan dada. Menyesal.
Ya Allah… aku merindukan subuh.
Fardan
Sumber : Islamedia
»»»»  monggo DIPIRSANI.....

Minggu, 13 Mei 2012

Kerja Bakti Masal

Sebagian besar warga BPI bersama-sama melakukan kegiatan Kerja Bakti Masal. Gerakan ini sebagai kepedulian warga untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Tepatnya pada hari Ahad, 13 Mei 2012 dimulai pukul 07.00 sampai dengan 09.00, warga membersihkan lingkungan Perumahan. Warga mengawalinya dari halaman depan perumahan. Sasaran gerakan ini adalah sampah, rumput dan saluran drainase. Kemudian warga bergerak menyisiri jalan-jalan dan selokan di sepanjang lingkungan.

Penuh suka cita warga membersihkan lingkungannya, karena memandang lingkungan BPI adalah lingkungan kita bersama, kalau bukan kita yang menjaga dan merawatnya, siapa lagi? walaupun sudah ada tukang kebun yang selalu membersihkannya, namun sebagai wujud rasa memiliki terhadap lingkungannya, maka warga secara suka rela bergabung dalam gerakan tersebut. 


Bahu membahu warga dalam kerja bakti mencerminkan rasa persaudaraan dan kebersamaan yang selama ini dibangun, semoga tetap istiqomah.






Pak Naryana : wah ini drainase perlu dilebarkan yah
Pak Agus    : iya sih pak, tapi gimana yah, perlu dana besar je, kira-kira warga pada mau ga ya
Pak Naryana : ya itu konsekuensinya, kalau pengin lingkungan nyaman, perlu kita songgo bareng
Pak Agus : yo wis kita lapor pak RT baelah





Waktu jeda setelah kerja bakti, disediakan hidangan   yang cukup menggugah selera di pagi hari yang dingin, mendoan anget... jan matap pisan brow

Pak Naryana : Alhamdulillah..... uenaaaakk tenan mak nyos....






Pak RT mengomandani jalannya kerja bakti agar terarah dan tertib, sehingga sasaran dapat tercapai.

Pak RTPak Agus.... mbok yo depan rumah sering dibersihkan to... ben apik disawang
Pak Agus : njih Pak RT, meniko nggih kulo jane sering ngreseki lho, ningen sukete cepet banget tukul, he..he.. kulo kalah cepet kalian sukete...





Ni dia hidangan inti yang ditunggu-tunggu setelah  kerja bakti selesai. Ada ayam goreng sambel trasi plus lalapan, sambel telur, sop, gorengan, buah wis to pokoke mantap pisan.

Pak Timan : jleguk..jleguk....... wah kayong mengini yah, jan wis ra kanti kiyeh, tapi arep miwiti, mandan rikuh





Berkat peran Ibu-ibu PKK yang telah menyediakan ubo rampenya, sehingga terwujudlah hidangan di pagi hari setelah kerja bakti. Thanks for all 

Inipun salah satu wujud kebersamaan yang tercipta dari Ibu-ibu PKK. Mereka bahu membahu memasak, walau persiapan yang mendadak, namun mereka tetap solid.







Pak Furyono : monggo dikredepi,,, mboten usah isin-isin, lah wis selak ngelih koh
Pak Gading : tela iya koh, kiyeh sing ditunggu-tunggu kit mau...
Pak Rohman : he..he... kulo mandan isin lho, tapi yo pada bae wis ngelihlah....








Khusu dan penuh penghayatan, warga menikmati hidangan di pagi hari. Subhanallah... sungguh nikmat, makan bersama diwaktu yang pas. Pas laper....


Pak RT juga ikutan, ben ra ketahuan makane banyak, piringe diumpetna... he..he....

pasang pose kaya foto model
»»»»  monggo DIPIRSANI.....